Catatan Seorang Gitaris #2 (Ujian Skripsi)



Catatan Seorang Gitaris #2 (Ujian Skripsi-Final Battle)



Hal terakhir yang wajib dilalui oleh seorang mahasiswa adalah harus mengalami yang namanya ujian skripsi. Agak berbeda dengan ujian-ujian seperti yang sudah-sudah, ujian kali ini terlihat lebih menakutkan. Ya gelisah, takut, bersemangat, semuanya bercampur aduk sampai-sampai susah tidur bahkan terbawa mimpi. Aku tidak tahu bagaimana perasaan teman-teman yang lain tapi kenyataannya begitulah kira-kira sensasi ketika ingin menghadapi ujian.

Banyak kenyataan selalu berbanding terbalik dengan bayangan kita dan itulah yang aku alami kemarin. Tanggal 20 September 2013 kemarin adalah hari yang bisa jadi sangat bersejarah dan tidak bisa kulupakan. Ujian selama hampir 2 jam dihadapan 3 dosen penguji adalah pengalaman yang luar biasa. Seolah semua kekhawatiran tentang ujian skripsi itu terbantahkan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan apalagi disikapi secara berlebihan karena semua mengalir begitu saja.

Kalian tahu apa yang pertama kali ditanyakan dosen penguji sebelum memulai presentasi? Pertanyaannya berkaitan dengan aktivitas bermain gitarku selama ini dan sedikit merembet tentang band sampai beberapa gigs yang pernah dirasakan. Memang hal ini sudah ada dalam bayangan ku sebelumnya bahwa dosen pasti akan menyinggung hal ini juga. Tapi ternyata dosen juga tahu beberapa nama seperti Joe Satriani dan Yngwie. Ini mungkin hal yang biasa bagi sebagian orang tapi mengingat aku kuliah di pendidikan matematika hal ini membuat aku terkejut. Begitu populer kah nama-nama dewa gitar tersebut sewaktu para dosen tersebut masih muda? (^_^)

Di akhir ujian pun sempat ditanyakan apa rencanaku ke depan. Salah satu pernyataan dosen yang aku sangat suka dengan perkataan dosen yang mengatakan bahwa "Guru matematika bisa sambil nyambi jadi guru les gitar tapi kalau jadi guru Gitar belum tentu bisa jadi guru les matematika." Ini menjadi suntikan motivasi yang luar biasa.

Mengenai ujian nya sendiri, dapat di katakan adem-adem saja karena pembawaan dari awalnya sudah rileks. Memang ketika presentasi agak berdebar-debar, bukan karena takut tapi bingung mau bicara apa dan hal itu disebabkan karena ketika presentasi tidak diperhatikan oleh para dosen karena mereka sibuk mengoreksi hardcopy skripsi. Semua itu mulai berangsur-angsur hilang ketika sudah masuk tahap tanya jawab. Jangan membayangkan tanya jawab kemarin seperti interogasi penjahat. Suasananya terkesan berbincang-bincang biasa dan ketika aku sedikit keliru dengan menjawab pertanyaannya, mereka hanya tertawa dan tidak ada kesan menyudutkan sama sekali. Kalau memang keliru, ya mereka langsung memberi tahu atau setidaknya membantu meluruskan. Apa aku sedang beruntung ? Sepertinya IYA.

Yang lebih mengagetkan adalah ternyata aku bisa mendapat nilai yang sempurna. Ini sungguh di luar dugaan karena memang dari awal aku tidak punya target nilai tertentu. Harapanku hanya bisa menjawab pertanyaan dosen penguji serta tidak grogi ketika berhadapan dengan mereka. Mungkin ini adalah salah satu kado perpisahan yang baik.

Yup, mungkin ini adalah mata kuliah terakhir dari seorang mahasiswa tapi bukan berarti semuanya telah berakhir justru sebaliknya. Ke depan yang memimpin diriku sendiri bukan lagi orang lain melainkan diriku sendiri. Mau kemana di bawa semua pengalaman selama 5 tahun perkuliahan ini? Sebuah pertanyaan yang setiap hari menunggu untuk di jawab.

Nah, itulah pengalaman ujian skripsi kemarin. Di artikel berikutnya saya akan bercerita tentang tantangan pertama saya setelah ujian skripsi. 

No response to “Catatan Seorang Gitaris #2 (Ujian Skripsi)”

Posting Komentar

 
Free Website templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos Onlinefreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Web Templates